Minggu, 29 April 2012

manusia dan pendidikan

-->
unnestrans.gif
MAKALAH
MANUSIA DAN PENDIDIKAN
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu :
Disusun oleh:

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan dapat diartikan dari berbagai sudut pandang, seperti pendidikan berwujud sebagai suatu sistem, pendidikan berwujud sebagai suatu proses, dan pendidikan berwujud sebagai suatu hasil. Perubahan perilaku bagi seorang manusia terjadi melalui adanya proses pendidikan yang berkaitan dengan perkembangan dirinya sebagai individu, dan dalam hal ini, sangat memungkinkan adanya partisipasi dalam kehidupan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan diri sendiri, maupun kesejahteraan bagi orang lain, disebabkan produktivitas yang lebih meningkat. Bagi seorang manusia pemenuhan kebutuhannya sangat mendasar, sehingga setelah kebutuhan itu terpenuhi ia dapat beralih ke arah usaha pemenuhan kebutuhan lain yang lebih masih diperlukannya sebagai penyempurnaan hidupnya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa hakikat manusia itu ?
2.      Apa hakikat pendidikan itu ?
3.      Bagaimana hubungan manusia dan pendidikan ?

C.    Tujuan Penulisan
Pembaca diharapkan dapat mengerti tentang pengertian, konsep yang dikaji,manfaat dan akibat tidak memahami ilmu politik dan imu pemerintahan. Sehingga bisa menambah pengetahuan serta mampu ikut berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat yang sadar politik dan pemerintahan. Membekali pembaca tentang ilmu politik dan bahasannya.



BAB II
ISI
A.    Hakikat Manusia
Apakah  hakikat manusia sebenarnya merupakan pertanyaan yang sampai saat ini belum memperoleh jawaban yang memuaskan. Berikut ini disajikan sejumlah pengertian tentang hakekat manusia yangberhasil dihimpun oleh Prof. DR RS. Satmoko.
1.      Kepustakaan Hindu (Ciwa) pada umumnya menyatakan bahwa “atman” manusia datang langsung daari Tuhan (bathara ciwa) dan sekaligus merupakan penjelmaannya.
2.      Kepustakaan Agama Budha menggambarkkan bahwa manusia adalah makhlluk sengsara, merupakan wadah dari “the absolute” yang hidupnya penuh dengan kkegelapan , sehingga tidak sangup melihat kenyataan.
3.      Pendapat kaum pemikir kuno yang bercampur dengan mistik menyatakan bahwa manusia adalah manifestasi paling komplit dan paling sempurna dari Tuhan Yang Maha Esa.
4.      Socrates menyatakan bahwwa hakikat manusia terletek pada budinya, yang memungkinkan untuk menentukan hikmah dan kebaikan. Sementara Plato menonjolkan peran pikir yang dapat melahirkan budi baik, dengan demikian hakikat manusia terletak pada idenya.
5.      Notonagoro menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk monodualistis, antara jiwa dan raga tidak dapat dipisahkan.
6.      Democritus menganggap manusia sebagai atom.
7.      Para ahli psikologi lebih melihat hakikat manusia sebagai akktifitas rohani, jasmani merupakan alat dari rohani.
8.      Pandangan dari visi islam sebagaimana tercermin dalam pandangan Al Jammaly, mmenyatakan bahwa manusia dan jagad pada hakikatnya merupakkan satu kesatuan.
9.      Menurut pancasila adalah monodualistik dan monopluralistik, keselarasan, keserasian, keseimbangan, integralistik, kebersamaan dan kekeluargaan.
Makhluk paling tidak teratur kondisiinnya adalah manusia. Karena kondisinya yang paling tidak teratur tersebut Tuhan dengan sifat keadilanNya memberi perlakkuan khusus pada manusia. Perlakuan khusus tersebut setidaknya dalam dua wujud yaitu diberi peraturan khusus dan terkahir dalam kondisi tidak berdaya.
a)      Manusia sebagai makhluk individu
Pengertiannya adalah bahwa manusia itu bersifat unik atau khas. Jadi tidak ada mabusia di dunia ini, yang jumahnya telah mencapaii enam milyar lebih, yang sama persis. Prediksi akan adanya manusia kembar (dalam arti sama persiis bentuk dan perilakunya) hanyya akan benar jika manusia dilihat dari bentuk fisik dan pembawaanya saja.
b)      Manusia sebagai makhluk sosial
Begitu manusia menyadari dirinya sebagai subjek, sekaligus menyadari akan adanya subjek subjek lain, antara subjek dengan subjek lain ada hubungan yang mengikat, artinya keberadaan suatuu subjek diantaranya ditentuukan oleh keberadaan subjek-subjek yang lain.
Perwujudan manusia sebagai makhluk sosial dimulai dari adanya kenyataan bahwa tidak ada manusia yang mampu hidup (lahir dan dibesarkan) tanpa bantuan orang lain. Orang lain tersebut paling tidak orang tua dan keluarganya.
c)      Manusia sebagai makhluk susila
Asas pandangan bahwa manusia adalah makhluk susila bersumber pada asumsi bahwa budi nurani manusia secara apriori adalah sadar nilai dan pengabdi norma-norma (Noor Syam, 1983)
d)     Manusia sebagai makhluk religius
Kesadaran tentang eksistensi tuhan menurut Koentjaraningrat (1987) berawal dari kesadaran manusia akan kematian. Konsep mati sendiri dikenal manusia semenjak manusia mengenal bahasa. Dengan kemampuan bahasanya manusia mampu mangkomunikasikan pengalaman yang diinnderanya pada orang lain tanpa harus mengalaminnya sendiri. Pengalaman kematian ini menyadarkan manusia akan adaya kekuatan lain diluar dirinya, yang selanjutnya disebut Tuhan.
B.     Hakikat Pendidikan
Pendidikan adalah proses bantuan dan pertolongan yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik atas pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya secara optimal. Dalam GBHN 1973, dikemukakan pengertian pendidikan bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengambangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Ada beberapa konsepsi pendidikan yang akan dilaksanakkan yaitu :
1.      Bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup
2.      Bahwa tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
3.      Bagi manusia, pendidikan itu merupakan suatu keharusan
Pendidikan dalam arti luas berisi tiga pengertia, yaitu : pendidikan, pengajaran dan pelatihan.
·         Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan suatu gambaran dari falsafah hidup atau pandangan hidup manusia, baik secara perorangan maupun secaran kelompok (bangsa dan negara). Pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang baik, manusia manusia yang lebih berkrbuudayaan, manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian yang lebh baik. Proses pendidikan terjadi jika komponen komponen yang ada di dalamnya saling bergerak dan saling terkait. Bergeraknya masing-masing komponen belumlah dipandang cukup, sebab masih harus ada saling hubungan yang bersifat fungsional dan merupakan satu kesatuan dalam mencapai tujuan.
·         Unsur unsur pendidikan
Di dalam setiap kegiatan pendidikan hampir selalu melibatkan unsur unsur yanng terkait di dalamnya. Unsur unsur yang dimaksud adalah : peserta didik, pendidik, tujuan, isi pendidikan, metode, dan lingkungan
C.    Manusia dan Pendidikan
Pendidikan bagi manusia dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, mengenai apapun bentuk isi, tingkatan status dan metoda apa yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut, baik formal maupun non-formal, baik dalam rangka kelanjutan pendidikan di sekolah maupun sebagai pengganti pendidikan di sekolah, di tempat kursus, pelatihan kerja maupun di perguruan tinggi, yang membuat manusia mampu mengembangkan kemampuan, keterampilan, memperkaya khasanah pengetahuan, meningkatkan kualifikasi keteknisannya atau keprofesionalannya dalam upaya mewujudkan kemampuan ganda yakni di suatu sisi mampu mengembangankan pribadi secara utuh dan dapat mewujudkan keikutsertaannya dalam perkembangan sosial budaya, ekonomi, dan teknologi secara bebas, seimbang, dan berkesinambungan.
Dalam hal ini, terlihat adanya tekanan rangkap bagi perwujudan yang ingin dikembangkan dalam aktivitas kegiatan di lapangan. Pertama untuk mewujudkan pencapaian perkembangan setiap individu, dan kedua untuk mewujudkan peningkatan keterlibatannya (partisipasinya) dalam aktivitas sosial dari setiap individu yang bersangkutan. Tambahan pula, bahwa pendidikan seorang manusia mencakup segala aspek pengalaman belajar yang diperlukan oleh manusia, baik pria maupun wanita, sesuai dengan bidang keahlian dan kemampuannya masing-masing.
Dengan demikian hal itu dapat berdampak positif terhadap keberhasilan pembelajaran seorang manusia yang tampak pada adanya perubahan perilaku ke arah pemenuhan pencapaian kemampuan/keterampilan yang memadai. Di sini, setiap individu yang berhadapan dengan individu lain akan dapat belajar bersama dengan penuh keyakinan. Perubahan perilaku dalam hal kerjasama dalam berbagai kegiatan, merupakan hasil dari adanya perubahan setelah adanya proses belajar, yakni proses perubahan sikap yang tadinya tidak percaya diri menjadi perubahan kepercayaan diri secara penuh dengan menambah pengetahuan atau keterampilannya. Perubahan perilaku terjadi karena adanya perubahan (penambahan) pengetahuan atau keterampilan serta adanya perubahan sikap mental yang sangat jelas, dalam hal pendidikan seorang manusia tidak cukup hanya dengan memberi tambahan pengetahuan, tetapi harus dibekali juga dengan rasa percaya yang kuat dalam pribadinya. Pertambahan pengetahuan saja tanpa kepercayaan diri yang kuat, niscaya mampu melahirkan perubahan ke arah positif berupa adanya pembaharuan baik fisik maupun mental secara nyata, menyeluruh dan berkesinambungan.
Perubahan perilaku bagi seorang manusia terjadi melalui adanya proses pendidikan yang berkaitan dengan perkembangan dirinya sebagai individu, dan dalam hal ini, sangat memungkinkan adanya partisipasi dalam kehidupan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan diri sendiri, maupun kesejahteraan bagi orang lain, disebabkan produktivitas yang lebih meningkat. Bagi seorang manusia pemenuhan kebutuhannya sangat mendasar, sehingga setelah kebutuhan itu terpenuhi ia dapat beralih ke arah usaha pemenuhan kebutuhan lain yang lebih masih diperlukannya sebagai penyempurnaan hidupnya.
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Bukti paling kongkrit yaitu manusia memiliki kemampuan intelegesi dan daya nalar sehingga manusia mampu berifikir, berbuat, dan bertindak untuk membuat perubahan dengan maksud pengembangan sebagai manusia yang utuh. Kemampuan seperti itulah yang tidak dimiliki oleh makhluk Tuhan lainnya. Dalam kaitannya dengan perkembangan individu, manusia dapat tumbuh dan berkembang melalui suatu proses alami menuju kedewasaan baik itu bersifat jasmani maupun bersifat rohani. Oleh sebab itu manusia memerlukan Pendidikan demi mendapatkan perkembangan yang optimal sebagai manusia.



Kesimpulan
Manusia merupakan makhluk monodualistis, antara jiwa dan raga tidak dapat dipisahkan. Pendidikan adalah proses bantuan dan pertolongan yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik atas pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya secara optimal. Perubahan perilaku bagi seorang manusia terjadi melalui adanya proses pendidikan yang berkaitan dengan perkembangan dirinya sebagai individu, dan dalam hal ini, sangat memungkinkan adanya partisipasi dalam kehidupan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan diri sendiri, maupun kesejahteraan bagi orang lain, disebabkan produktivitas yang lebih meningkat. Bagi seorang manusia pemenuhan kebutuhannya sangat mendasar, sehingga setelah kebutuhan itu terpenuhi ia dapat beralih ke arah usaha pemenuhan kebutuhan lain yang lebih masih diperlukannya sebagai penyempurnaan hidupnya.